Monday, April 29, 2013

Ternyata, 90% Transaksi BEI Masih Dilakukan Di Jakarta


Transaksi yang dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih belum merata. Sebanyak 90% masih dilakukan di Jakarta dan sisanya dari kota-kota lain di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Direktur Perdagangan dan Kepatuhan Anggota Bursa Samsul Hidayat saat acara Sosialisasi Pasar Modal Kamar Dagang dan Industri Indonesia, di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (27/2/2013).
“Sebanyak 90% order dari Jakarta, dari 90% itu, 50% asing, 50% lokal,” katanya.
Sebanyak 10% sisanya terbagi menjadi dua, yaitu 5% dilakukan di kota-kota Pulau Jawa sedangkan 5% lainnya tersebar di seluruh Indonesia. Kondisi transaksi seperti ini menjadi rentan ketika kota Jakarta mengalami masalah.
Contohnya pada banjir yang melanda Jakarta pada awal tahun ini, atau tepatnya hari pertama banjir pada Kamis 17 Januari 2012 lalu, nilai transaksi hanya mencapai Rp 3,892 triliun dengan volume 4,791 miliar lembar saham.
Beberapa trader yang berdomisili di Jakarta memulai perdagangan dengan telat gara-gara banjir yang mengepung ibukota. Sehingga banyak trader yang kehilangan momentum dan akhirnya membuat volume transaksi dan perdagangan sepi.
Sementara itu, tak terkait dari kondisi ini, dari sisi pertumbuhan, pasar modal Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan. Secara year to date, kata dia, pertumbuhannya masih di atas 8,97%, angka itu lebih baik dari Korea, Malaysia, Singapura, Hong Kong, USA, Shanghai, dan India.
“Dari sisi usaha ada prospek bisnis yang terbuka. Ini masih banyak yang belum digarap jadi peluang investasi di pasar modal masih terbuka,” tandasnya.


No comments:

Post a Comment