PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyiapkan sebuah kawasan industri
khusus atau Industrial Estate sengan luas hingga 1.000 hektar di Karawang, Jawa
Barat. Kawasan industri ini disiapkan untuk para pebisnis Jepang yang ingin
merelokasi usahanya ke Indonesia.
Demikian
keterangan tertulis perseroan, yang diterima detikFinance, Minggu (24/2/2013)
Direktur
Utama BNI Gatot M Suwondo di Osaka, Jepang, pertengahan pekan lalu berada di
Osaka, Jepang saat mengundang para pemimpin bank-bank regional Jepang (JRB) dan
nasabah pilihan bank-bank yang bekerjasama dengan BNI di Jepang dalam rangkaian
acara Pembukaan Secara Resmi kantor Cabang BNI di Osaka.
Dalam
kunjungannya ke Osaka ini, Gatot juga menyempatkan diri bertemu dengan Wakil
Ketua Federasi Ekonomi Kansai Masayuki Matsushita di Osaka, Jumat (22/2/2013).
Industrial
Estate yang disiapkan BNI ini memiliki berbagai kemudahan yang dapat
dimanfaatkan oleh investor asal Jepang. Kawasan ini akan terintegrasi dengan
berbagai fasilitas penunjang, mulai akses ke pelabuhan laut, akses jalan menuju
lokasi, dan ketersediaan tenaga kerja.
BNI juga
berharap mendapatkan dukungan dari pemerintah, dalam hal ini Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM), untuk menyediakan pusat layanan terpadu untuk menampung
proposal investasi dari pengusaha-pengusaha Jepang ini.
Menurut
Gatot, potensi investasi dan penciptaan kerja dari investor Jepang ini cukup
menjanjikan karena setidaknya ada 1.000 nasabah JRB yang sangat berminat
merelokasi bisnis mereka ke Indonesia. Atas dasar itu, BNI telah menyiapkan
sebuah unit khusus, yaitu disebut Japan Desk, yang dapat melayani niat relokasi
bisnis mereka sekaligus membantu pengurusan perizinan investasinya di
Indonesia.
“Model
pengembangan bisnis yang diterapkan Japan Desk ini akan kami gunakan juga untuk
wilayah lain, termasuk di Timur Tengah,” kata Gatot.
Dengan
adanya Japan Desk ini, BNI melaju cepat dalam meningkatkan hubungan bisnisnya
di Jepang, sehingga hingga saat ini sudah ada 46 JRB yang telah menandatangani
Nota Kesepahaman (MoU) dengan BNI, disamping kerja sama dengan JBIC (Japan Bank
for International Corporation). BNI menilai keinginan 1.000 pengusaha Jepang
untuk merelokasi bisnisnya ke Indonesia perlu dijembatani agar benar-benar
tereralisasi.
Gatot
menuturkan pihaknya berinisiatif untuk memberikan berbagai fasilitas yang dapat
membantu para nasabah JRB tersebut merelokasi usahanya ke Indonesia, baik
pemberian kredit rupiah; mengalirkan informasi lengkap tentang kondisi
perekonomian Indonesia; kondisi iklim investasi di Indonesia; hingga membantu
menyelesaikan perizinan usaha di Indonesia. BNI menjaga nasabah JRB yang ada di
Indonesia agar tidak berpindah ke bank-bank besar Jepang yang sudah ada di
Indonesia.
“Setidaknya
ada 100-150 nasabah bank-bank regional Jepang yang ada di Indonesia, dan sudah
menanamkan modal setidaknya 75 juta dollar AS hingga saat ini,” tutur Gatot.
Menurut
Gatot, potensi pembiayaan kepada pengusaha Jepang cukup besar, sehingga
perseroan akan menggarap secara serius bisnis ini. Dalam hal ini, BNI akan
membidik pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) Jepang yang menjadi supplier
perusahaan-perusahaan besar.
No comments:
Post a Comment